Krisis Kemanusiaan di Gaza Makin Parah, PBB: Situasi Terburuk Sejak Perang Dimulai

waktu baca 2 menit
Rabu, 23 Apr 2025 06:48 193 redaksi

GAZA – Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Jalur Gaza telah mencapai titik paling kritis sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023. Hal ini disebabkan oleh terhentinya pengiriman bantuan selama lebih dari 50 hari secara berturut-turut.

Juru Bicara OCHA, Jens Laerke, menyampaikan dalam konferensi pers pada Selasa (22/4/2025) bahwa kondisi di Gaza kini “mungkin merupakan situasi kemanusiaan terburuk yang pernah terlihat sejak dimulainya perang.”

“Kami melihat kecenderungan yang jelas menuju bencana total,” kata Laerke, menjawab pertanyaan dari kantor berita Anadolu.

Ia mengungkapkan bahwa sejak 2 Maret 2025, Israel telah menutup semua jalur penyeberangan ke Gaza, menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan maupun barang komersial ke wilayah yang padat penduduk dan dilanda kehancuran akibat perang berkepanjangan tersebut.

“Tidak ada bantuan kemanusiaan yang masuk selama lebih dari 50 hari, dan barang komersial bahkan lebih lama lagi,” ujarnya.

Blokade ini terjadi di tengah laporan kelaparan yang semakin meluas di seluruh Jalur Gaza, menyusul serangan militer Israel yang terus berlanjut meskipun ada kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang ditandatangani pada 19 Januari 2025. Namun, militer Israel kembali melancarkan serangan pada 18 Maret, yang memicu kecaman dari berbagai pihak internasional.

Sejak dimulainya agresi militer Israel pada 7 Oktober 2023, lebih dari 51.200 warga Palestina telah kehilangan nyawa, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Serangan ini telah menghancurkan infrastruktur penting, memutus akses terhadap air bersih, listrik, dan layanan medis dasar bagi jutaan warga Gaza.

Netanyahu dan Gallant Hadapi Tuduhan Kejahatan Perang

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Keduanya dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang diajukan oleh sejumlah negara, menyusul meningkatnya jumlah korban sipil dan runtuhnya kondisi kehidupan masyarakat Palestina di wilayah tersebut.

Seruan Internasional untuk Gencatan Senjata

PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan internasional terus menyerukan gencatan senjata segera dan pembukaan jalur bantuan untuk menghindari bencana kelaparan massal dan melindungi populasi sipil yang tersisa di Gaza.

“Waktu hampir habis. Setiap hari tanpa bantuan adalah hari yang membawa lebih banyak kematian yang bisa dicegah,” tegas Laerke.**

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA