Ilustrasi Bitcoin JAKARTA – Harga Bitcoin melonjak lebih dari 3% pada perdagangan Senin (21/4), dipicu oleh pelemahan tajam dolar AS yang mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Pelemahan ini terjadi di tengah kekhawatiran investor atas intervensi politik terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat.
Pada pukul 20.22 WIB, Bitcoin diperdagangkan di level $87.169, naik 3,6% dan menjadi yang tertinggi sejak 2 April. Kenaikan ini juga menandai pemulihan signifikan dari penurunan yang sempat terjadi usai pengumuman tarif timbal balik oleh Presiden Donald Trump awal bulan ini.
Indeks Dolar AS merosot ke titik terendah sejak Maret 2022, menyusul pernyataan Trump yang mengisyaratkan kemungkinan pemecatan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Presiden AS itu bahkan menyebut dalam unggahan Truth Social:
“Pemecatan Powell tidak bisa datang cukup cepat!”
Trump juga mendesak agar Fed segera menurunkan suku bunga.
Langkah tersebut memicu kekhawatiran pasar atas independensi bank sentral. Investor pun mulai mencari aset alternatif seperti Bitcoin dan emas untuk melindungi daya beli mereka dari pelemahan dolar dan ketidakpastian kebijakan ekonomi.
Tidak hanya Bitcoin, sejumlah altcoin utama juga mengalami kenaikan serupa:
Sementara itu, token meme seperti Dogecoin (DOGE) melonjak 5,2%, dan token politik $TRUMP turut naik 2,2%.
Kenaikan harga crypto juga diperkuat oleh kabar negosiasi dagang antara AS dan mitra strategisnya. Presiden Trump menyatakan bahwa telah terjadi “kemajuan besar” dalam pertemuan dengan delegasi Jepang. Sementara laporan Bloomberg mengungkapkan bahwa China terbuka untuk memulai kembali pembicaraan, asalkan AS menunjukkan “lebih banyak rasa hormat.”
Kondisi pasar global yang tidak menentu membuat Bitcoin dan aset kripto lainnya kembali dilirik investor sebagai safe haven. Selain menjadi alternatif emas, crypto kini juga dipandang sebagai bentuk perlawanan terhadap otoritas moneter yang rentan intervensi politik.
Tidak ada komentar